Pertama kali menginjakkan kaki dan menjelajahi kota Surabaya pada tahun 2012 membuat saya ingin kembali ke sana suatu hari nanti. Menjelajahi masjid Cheng Ho yang legendaris hasil akulturasi tiga kebudayaan, yaitu Arab, China, dan Jawa. Museum Kapal Selam juga merupakan tempat wisata yang ingin sekali saya kunjungi kembali bersama anak sebagai salah satu wisata edukasi. Setelah membaca ulasan dari beberapa artikel, ternyata kota Surabaya memiliki beberapa festival yang tidak boleh dilewatkan. Minimal, satu kali menyaksikan lah, ya. Hehe
Jadi, jika ingin ke Surabaya, coba sesuaikan dengan jadwal dari beberapa festival berikut. Agar perjalanan wisata kita jadi lebih berwarna dengan beberapa pengalaman yang menyenangkan dan tentu memberikan kesan yang tak tergantikan.
1. Pasar Malam Tjap Toenjongan (1-31 Mei 2019)
Festival tahunan ini sangat cocok untuk pecinta kuliner yang ingin mencoba makanan khas nusantara dari berbagai vendor kuliner ternama di Surabaya. Festival ikonik yang selalu dinanti oleh warga Surabaya ini menghadirkan suasana Surabaya tempo dulu yang pastinya menjadi daya tarik sendiri, baik warga lokal maupun wisatawan luar. Tahun ini diadakan bertepatan dengan bulan Ramadhan, mungkin cocok dijadikan tempat buka bersama sekaligus ajang reuni bersama kolega dan sahabat lama. Untuk berkumpul dengan keluarga pun cocok ya.
2. Surabaya Cross Culture (21-25 Juli 2019)
Festival seni dan budaya dari berbagai negara dan beberapa kota di Indonesia ini sangat menarik dan sayang jika dilewatkan. Tahun 2018 lalu, festival ini diikuti oleh 210 peserta dari 10 negara dan 3 kota di Indonesia di antaranya Cina, Korea Selatan, Polandia, Mexico, Rumania, Russia, Bulgaria, Jerman, New Zealand, dan Uzbekistan. Sedangkan tamu dalam negeri berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kota Singkawang, dan Kota Banjarmasin. Sangat cocok untuk wisata sekaligus mengenalkan kesenian dan kebudayaan bagi anak-anak. Tertarik untuk hadir?
3. Festival Perahu Layar (Agustus 2019)
Festival ini merupakan bentuk pengabdian dan pemberdayaan terhadap nelayan sekaligus upaya penguatan wisata berbasis masyarakat. Festival Perahu Layar akan berlangsung di Pantai Kenjeran pada bulan Agustus. Untuk tanggal pastinya, tunggu jadwal dari pemkot Surabaya, ya.
4. Parade Soerabaya Joeang (3 November 2019)
Festival teatrikal yang menceritakan pertempuran antara arek-arek Suroboyo melawan tentara sekutu dalam merebut kemerdekaan. Diwarnai dengan suara-suara bom dan senjata-senjata perang seakan kita dibawa ke suasana pertempuran yang sebenarnya. Setelah itu dilanjutkan dengan pawai dari Tugu Pahlawan sampai ke Taman Surya. Seru, menegangkan, hingga mengharukan melihat teatrikal yang menggambarkan bagaimana Surabaya saat itu.
5. Festival Rujak Uleg
Sayang sekali festival ini sudah digelar 17 Maret 2019 yang lalu dan saya baru mengetahui kalau festival ini sangat-sangat unik. Karena para peserta mengenakan kostum yang unik-unik. Bahkan masuk ke dalam penilaian juri. Rujak Uleg adalah salah satu makanan khas Surabaya. Terbuat dari lontong, tempe, saturan, cingur, dan disiram sambel kacang yang diberi petis. Luar biasa sekali, karena Festival Rujak Uleg yang diadakan di sepanjang jalan Kembang Jepun ini diikuti kurang lebih 1.500 peserta. WOW!
6. Surabaya Vaganza
Patut diakui bahwa Surabaya mengemas potensi wisatanya secara apik melalui berbagai festival tahunan yang mengundang rasa penasaran dan decak kagum para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Salah satunya Surabaya Vaganza yang pada tahun ini mengusung tema Puspawarni.
Puspawarni merupakan penggabungan dari dua kata yaitu puspa dan warni. Puspa memiliki arti bunga sementara warni berarti corak atau rupa yang beraneka ragam jadi puspa warni adalah bunga yang memiliki corak dan rupa yang beraneka ragam.
Sayang, festival ini sudah diadakan pada tanggal 24 Maret 2019 lalu sebagai awal dari perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-726 tahun. Parade ini dikemas dalam balutan seni budaya dan rangkaian bunga sepanjang jalan protokol dari Tugu Pahlawan menuju Taman Bungkul. Parade diisi oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari instansi pemerintahan, perusahaan-perusahaan, universitas dan sekolah, dan komunitas-komunitas di kota Surabaya. Mobil-mobil hias akan berjalan berurutan menampilkan keindahan dan keunikan sesuai identitas masing-masing.
7. Festival Kuliner Ampel
Bagi yang belum tahu, Ampel merupakan kawasan perkampungan Arab atau Timur Tengah di Surabaya. Terdapat pula wisata religi yaitu Makam Sunan Ampel yang merupakan salah satu dari Wali Songo. Nah, setiap tahunnya, untuk menarik para wisatawan, diadakan Festival Kuliner Ampel yang tidak hanya memamerkan makanan minuman, UKM, namun juga memamerkan seni budaya dari wilayah Ampel seperti heyna dan shisa.
Festival Kuliner Ampel ini sudah diadakan pada tanggal 21 April 2019. Tetapi kuliner khas Timur Tengah ini masih bisa dinikmati di kawasan Ampel. Hmm.. sepertinya ini yang akan saya cari pertama kali saat ke Surabaya. Hehe
Bagi wisatawan luar kota seperti saya, yang kebetulan memang akan ada urusan di Surabaya (selain mengincar salah satu festival) dan akan menginap beberapa hari, maka penginapan menjadi salah satu perhatian utama. Biasanya, saya akan mencari penginapan berdasarkan jarak terdekat dari tempat acara. Pertimbangan kedua, kalau ada lebih memilih yang syariah karena secara kehalalan makanan tidak perlu diragukan. Ketiga, harga penginapan, terlebih saya merencanakan tinggal beberapa hari. Jadi, agar tidak boncos, harga penginapan menjadi sangat penting. Ulasan dari pelanggan sebelumnya juga menjadi pertimbangan agar tidak salah pilih penginapan. Ini sih, yang terpenting dari yang penting. Hehe
Setelah mencari beberapa rekomendasi hotel syariah di Surabaya, akhirnya pilihan jatuh pada OYO 231 Hotel Andita Syariah. Harganya murah mulai 77rb-an, ulasan juga sangat bagus terkait pelayanan, kondisi, dan fasilitas yang ada, dari segi jarak pun cukup strategis. Hotel bintang 2 ini terletak di Jl. Cokroaminoto No.2, DR. Soetomo, Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur. Semoga nanti sesuai dengan ulasan dari para pelanggan sebelumnya, ya. Bismillah, Surabaya i`m coming.