Bisnis fashion ibarat buah simalakama. Di satu sisi, bisnis fashion memang sangat menjanjikan dalam segi pertumbuhan ekonomi, termasuk penyerapan tenaga kerja. Namun, di sisi lain, bisnis fashion membawa dampak yang cukup besar terhadap keberlangsungan keseimbangan kesehatan lingkungan. Mulai dari dampak bahan kimia yang digunakan, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada proses produksi, penggundulan hutan untuk pemenuhan bahan baku, hingga limbah tekstil yang ternyata menjadi sumber terbesar kedua setelah limbah pengemasan. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis sudah saatnya mencari solusi untuk meminimalisasi dampak kerusakan lingkungan yang terjadi. Dan, Asia Pacific Rayon (APR) menyambut baik pemikiran ini dengan memproduksi kain Viscose Rayon yang ramah lingkungan dan sangat cocok sebagai opsi sustainable fashion. Berikut penjabaran 5 alasan mengapa APR Viscose Rayon cocok sebagai opsi sustainable fashion.
Pertama, APR Viscose Rayon Berbahan Natural Fibre
APR Viscose Rayon 100% terbuat dari selulosa kayu. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi bumi kita karena bahan ini tidak lagi menyumbang mikroplastik setiap kali mencuci. Seperti kita tahu bahwa mikroplastik ini bisa mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Mikroplastik adalah partikel plastik dengan ukuran <5mm. Mirisnya, mikroplastik ini sudah ditemukan di beberapa perut ikan, baik ikan air laut maupun air tawar. Jika dikonsumsi, tentu akan membahayakan kesehatan karen memicu pertumbuhan tumor, mengganggu sistem reproduksi, dan menganggu sistem imun.
Kabar buruknya, hampir seluruh pakaian saat ini terbuat dari polyester, akrilik, nilon, danserat sintetis lainya yang setiap kali dicuci, mengeluarkan mikroplastik. Dilansir dari situs berita itb.ac.id, faktanya terdapat 700.000 mikroplastik yang terbuang di saluran air dan berakhir di laut setiap kali kita mencuci 6kg pakaian. Jika terus dibiarkan, maka hal ini tentu akan menjadi ancaman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh sebab itu, sudah pelaku industri fashion mempertimbangkan penggunaan kain berbahan natural fibre seperti APR Viscose Rayon.
Kedua, Komposisi APR Viscose Rayon Dapat Terurai Alami di Dalam Tanah (Biodegradable)
Karena terbuat dari 100% selulosa kayu, APR Viscose Rayon mudah untuk terurai secara alami di dalam tanah. Sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah secara berlebihan. Terdapat setidaknya 7% limbah fashion di tempat pembuangan sampah global. Selain menjadi beban pengelolaan sampah, penumpukan limbah fashion ini juga akan memperburuk kualitas air tanah. Seperti kita ketahui, bahan serat sintetis pada pakaian akan mengeluarkan mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan. Namun, tidak dengan APR Viscose Rayon karena terbuat dari 100% selulosa kayu. Sehingga aman jika terurai di dalam tanah.
Ketiga, APR Viscose Rayon Menggunakan Sumber Daya Terbarukan
Bahan baku kayu APR Viscose Rayon berasal dari pohon acacia dan eucalyptus yang ditanam di perkebunan sendiri dengan sistem yang ramah lingkungan. Perkebunan APR sudah mendapatkan sertifikat dari PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification) yaitu organisasi di Jenewa yang concern terhadap kelestarian hutan. Sehingga industri yang mendapat sertifikasi PEFC ini dipastikan tidak melakukan eksploitasi terhadap hutan untuk mendaoatkan baha bakunya. Karena sertifikasi PEFC melakukan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, tidak diperkenankan menggunakan bahan kimia berbahaya atau transgenik, dan mencegah pengeloan hutan yang tidak ramah lingkungan.
APR sendiri memilih pohon acacia dan eucalyptus karena memiliki pertumbuhan yang cepat dan lebih hemat air dibandingkan pohon kapas. Jadi, bisa lebih menghemat penggunaan sumber air. Pertumbuhan yang cepat juga memastikan bahwa bahan baku tersedia secara aman tanpa harus melakukan penebangan atau penggundulan hutan.
Keempat, APR Viscose Rayon Nyaman Digunakan
Faktor kenyamanan pastinya menjadi prioritas utama dalam menentukan kualitas bahan tekstil. APR Viscose Rayon memiliki tekstur yang lembut, breathable seperti katun, dan halus seperti sutra. Kombinasi yang sempurna untuk digunakan sebagai pakaian bayi, gaun, rok, kemeja, dan lain-lain. Bisa juga digunakan sebagai kebutuhan peralatan rumah tangga seperti tirai, sprei, handuk, taplak meja, dan lain-lain. Bagian paling menyenangkan adalah kain APR Viscose Rayon dapat dicuci menggunakan mesin cuci. Cocok untuk orang-orang dengan mobilitas tinggi. Pun tidak mudah kusut sehingga hanya membutuhkan setrika pada suhu rendah atau streamer pakaian.
Saat ini, APR Viscose Rayon juga sudah berkolaborasi dengan KALA Studio untuk mengampanyekan sustainable fashion. Kolaborasi ini mendorong para pelaku brand fashion lokal untuk menggunakan material yang ramah lingkungan. Apalagi kain ini bersifat versatile atau mudah dikombinasikan dengan material lainnya.
Harapan pribadi penulis, APR juga kian massive menggandeng UMKM dari berbagai sektor fashion seperti tas, sepatu, kain batik, tenun, dan lain-lain dengan harga terjangkau. Juga dengan pemberitaan yang diviralkan agar produknya menyentuh berbagai kalangan, baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Jadi, tidak ekslusif pada satu kelas. Sehingga harapan pelaku industri fashion menggunakan bahan ramah lingkungan bisa terwujud segera.
Kelima, Mengurangi Jejak Karbon
Mencintai dan menggunakan produk Indonesia kini bukan hanya sekedar tagline bukti cinta terhadap negara, namun juga sebagai bukti cinta terhadap lingkungan. Proses distribusi produk tentunya menyumbangkan jejak karbon atau emisi gas rumah kaca secara signifikan. Oleh sebab itu, memilih produk yang lebih dekat dengan tempat tinggal kita bisa menjadi pilihan yang bijak. Produksi kain APR Viscose Rayon ini berada di Indonesia sehingga secara nyata membantu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan. Apalagi secara kualitas, APR Viscose Rayon tidak perlu diragukan lagi. Dengan demikian, kita bisa turut serta berkontribusi dalam agenda APR2030 untuk melawan perubahan iklim.
Kontribusi yang Bisa Kita Lakukan untuk Mendukung Sustainable Fashion
Satu hal yang harus kita pahami bahwa tujuan besar digalakkannya sustainable fashion ini adalah sustainable living atau gaya hidup ramah lingkungan. Artinya, kita terbiasa senantiasa memikirkan dampak terhadap lingkungan dari setiap keputusan atau perilaku kita. Salah satunya keputusan kita akan fashion. Karena tidak dapat dipungkiri, saat ini begitu banyak pilihan model, motif, dan warna pakaian untuk mendukung penampilan kita. Bahkan tak jarang orang hanya memakai sekali atau beberapa kali pakaiannya lalu bosan. Atau tertarik dengan keluaran terbaru. Namun, gaya hidup seperti ini ternyata kurang bijak. Apalagi jika pakaian yang kita pilih tidak biodegradable dan terbarukan. Lantas, bagaimana agar kita bisa hidup bijak dalam hal pakaian?
- Memilih pakaian dari bahan natural atau organik untuk menghindari mikroplastik saat pencucian. Dan, jika dibuang bisa terurai alami di tanah.
- Membeli pakaian berkualitas yang tahan lama untuk meminimalisasi belanja produk fashion.
- Mendonasikan pakaian layak pakai kepada orang yang membutuhkan atau preloved pakaian untuk memperpanjang usia penggunaan pakaian.
- Berkreasi mendaur ulang pakaian menjadi produk baru yang bisa dimanfaatkan kembali sebelum berakhir di tempat pembuangan. Misalnya seperti tas/dompet perca, lap lantai, dan lain-lain. Harapannya, proses kreatif daur ulang produk fashion ini bisa fleksible seperti gerakan upcycling paper yang hasil akhirnya bisa dimanfaatkan untuk industri lain. Misalnya, paperbag untuk kemasan, kertas daur ulang untuk figura, boks kado, dan lain-lain.
- Turut serta aktif mempromosikan bahan baku atau produk fashion yang ramah lingkungan di lingkungan atau sosial media yang kita miliki. Semakin banyak yang mengenal material ramah lingkungan, semakin baik bagi bumi kita.
Menjangkau Seluruh Kalangan
Harapan pribadi penulis, produk-produk ramah lingkungan ini bisa dipasarkan dengan harga terjangkau sehingga banyak orang yang menjadikannya sebagai alternatif pilihan berbusana. Jadi, tidak melulu menyentuh kalangan menengah ke atas di tengah gempuran produk murah namun tidak ramah lingkungan di kelas menengah ke bawah. Sehingga industri sustainable fashion ini juga berkonsentrasi bukan hanya dari segi keuntungan bisnis, namun juga benar-benar membumikan material ramah lingkungan.